Menjauhi tiga jenis
hati yang bertentangan dengan KeBodhian, yakni yang pertama adalah “Hatiku
masih mendambakan tubuh jasmaniku”, kemelekatan pada tubuh jasmani masih begitu
berat, begitu menyayanginya, mendambakan ketenaran dan keuntungan, apakah ada
manusia yang tidak memiliki niat begini? Bahkan anak kecil juga ada.
Sejak kecil
sampai tua, siapa yang tidak melekat pada badan jasmaninya? Tetapi kita harus
tahu bahwa asalkan masih serakah pada tubuh jasmani, ketenaran dan keuntungan,
adalah bertentangan dengan Jalan KeBodhian, dengan perkataan lain, dia takkan
berdaya mempelajari Ajaran Buddha, tak peduli pintu Dharma manapun yang hendak
dipelajari, bahkan Pintu Dharma yang paling mudah tapi sulit dipercaya ini,
yakni Pintu Dharma Pelafalan Amituofo, juga takkan bisa berhasil, kita harus
mengetahuinya.
Yang kedua
adalah tidak memiliki hati maitri karuna, “Tidak memiliki hati untuk
menenteramkan para makhluk”. Siswa Buddha haruslah memiliki hati maha maitri
maha karuna menyerupai Buddha dan Bodhisattva, senantiasa membantu para makhluk agar keluar dari
penderitaan dan memperoleh kebahagiaan, hati karuna yang membantu para makhluk
agar keluar dari penderitaan dan hati maitri yang membantu para makhluk untuk
memperoleh kebahagiaan, apakah kita memilikinya?
Para Buddha dan
Bodhisattva, sahabat Dharma sekalian, dimanapun Mereka berada, setiap niat
pikiran yang muncul adalah membantu para makhluk agar terbebas dari penderitaan
dan memperoleh kebahagiaan, inilah yang disebut dengan hati yang menenteramkan
para makhluk. Apabila tidak mempunyai hati begini maka bukanlah siswa Buddha,
meskipun berada di dalam pintu Ajaran Buddha, tetapi adalah palsu dan bukan
yang sebenarnya.
Yang ketiga
adalah “Hati yang memberi persembahan buat jiwa dan raga diri sendiri”, malah
bukannya memberi persembahan kepada Triratna, bukannya pula hati yang memberi
persembahan kepada para makhluk, tetapi justru hati yang memberi persembahan
kepada diri sendiri, ini sudah salah.
Mari kita
melakukan introspeksi diri, belajar Ajaran Buddha sudah beberapa puluh tahun,
sudah menjadi anggota Sangha, tinggal di vihara Buddha dan Bodhisattva, tetapi
masih mendambakan disanjung orang lain, serakah akan persembahan dana dari
orang lain, mendambakan hormat termasuk jiwa, mendambakan persembahan adalah
raga, jadi materialistis, niat pikiran begini tidak baik.
Tiga jenis hati
ini yakni tidak memiliki hati maitri karuna, mempunyai hati yang memberi
persembahan kepada diri sendiri, hati yang melekat pada tubuh sendiri, ini
adalah hati enam alam tumimbal lahir, tidak berdaya membebaskan diri dari enam
alam tumimbal lahir, ini tidak boleh tidak diketahui.
Maka itu tiga
jenis hati ini, merupakan pola pikir yang salah, haruslah dilepaskan.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 27 Pebruari 2016
遠離三種跟菩提相違背的,前面所說的,第一個,「我心貪著自身」,身見很重,愛惜自己的身體,貪圖利養,這個心現在世間人哪個沒有?連小孩都有。從小到老,誰不貪著自身?我們要知道,凡是貪著自身名聞利養,與菩提道就相違背;換句話說,他沒有辦法學佛,無論學哪個法門,即使易行難信之門,念佛法門,都不能成就,我們必須要知道。第二個就是沒有慈悲心,「無安眾生心」。佛門弟子一定要有如同佛菩薩一樣的大慈大悲,時時刻刻念著幫助眾生離苦得樂,幫助眾生離苦是悲心,幫助眾生得樂是慈心,我們有沒有?諸佛菩薩、佛門善友所在之處,起心動念就是幫助眾生離苦得樂,這就是安眾生心。要沒有這個心,不是佛弟子,縱然在佛門,是假的不是真的。第三個,「恭敬供養自身心」,不是恭敬供養三寶,不是恭敬供養眾生,而是恭敬供養自己,這就錯了。我們反省,學佛幾十年,出家了,居住在佛菩薩的道場,貪圖別人的恭敬,貪圖別人的供養,恭敬是屬於心,供養是屬於身,偏重在物質上,有這個念頭不好。這三樁事情,沒有慈悲心,有貪圖恭敬供養的心,有貪著自身的心,這是六道輪迴心,脫離不了六道輪迴,不能不知道。所以這三種心,這是錯誤的觀念,必須要放下。
文摘恭錄 — 二零一四淨土大經科註 (第三一三集) 2016/2/27
Konfusius
awalnya memang memiliki niat untuk berkarir di bidang pemerintahan, beliau
adalah ahli filsafat, ahli bidang tata negara, ahli bidang pendidikan. Beliau berniat
berkarir di bidang pemerintahan, ingin meneladani Zhou Gong. Namun sayangnya
pada waktu itu, yakni periode Chunqiu atau periode Semi dan Gugur (770-476 SM),
raja-raja dari berbagai negara tidak sudi mengundangnya jadi pejabat, setelah
berkelana selama belasan tahun, akhirnya dia melepaskan cita-citanya, pulang
kembali ke kampung halamannya dan menjadi tenaga pendidik.
Konfusius tidak
pernah menjadi pejabat penting dan juga tidak kaya, tetapi pada era Chunqiu
tersebut, manusia yang benar-benar melewati sepanjang hidupnya dengan bahagia
dan indah sempurna, tiada yang dapat melampaui Konfusius. Dari sini dapat
diketahui bahwa hubungan kebahagiaan dan kekayaan tidak ada kaitannya.
Konfusius hidup
dengan bahagia, bahkan juga memberitahukan kepada kita sumber dari kebahagiaan
tersebut, darimanakah asal usul kebahagiaan? Di dalam Lun Yu (The Analects of
Confucius), kalimat pertamanya adalah ketika teori yang dipelajari dapat diamalkan
dalam kehidupan keseharian, maka betapa bahagianya terasa.
Dalam kehidupan
Konfusius, belajar adalah mengajar, mengajar juga adalah belajar, maka itu
sepanjang hidupnya beliau mengabdikan diri dalam dunia pendidikan.
Mengajari orang
lain, setelah berhasil dididik maka orang ini jadi tercerahkan, betapa
bahagianya! Mewarisi dan melanjutkan ajaran para insan suci dan bijak
terdahulu, belajar adalah mewarisi dan melanjutkan, menerapkannya dalam
kehidupan keseharian, baik dalam bekerja, berinteraksi dengan orang lain,
menyebarluaskannya, mewariskannya pada generasi demi generasi berikutnya turun
temurun.
Praktisi
sekalian, cobalah pikirkan, di dunia ini masih adakah hal lainnya yang lebih membahagiakan
daripada ini? Tidak ada lagi.
Konfusius
mempunyai seorang murid yang bernama Yan Hui, Konfusius selalu memujinya. Di bidang
kehidupan materi, Yan Hui merupakan insan yang paling menderita, saat makan
bahkan sebuah mangkok pun tidak dimilikinya, dia menggunakan bambu untuk
menggantikan mangkok nasi; saat minum, cangkir pun tidak dimilikinya, gayung
yang dibuatnya dari buah labu, merupakan wadah tempat minumnya, miskinnya
hingga sedemikian rupa.
Tetapi Konfusius
yang memiliki murid yang berjumlah tiga ribu orang, diantara tiga ribu orang
ini, siapakah yang paling bahagia, tak lain adalah Yan Hui.
Ini menjelaskan
bahwa kebahagiaan, saat sekarang mencakup kesehatan, panjang umur, tidak ada
kaitannya dengan kekayaan, kebenaran ini haruslah dipahami.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 27 Pebruari 2016
孔老夫子在他老人家一生當中確實有意去從政,他是大思想家、大政治家、大教育家,確實有意思從政,想學周公。可惜在那個時候,春秋時代,許多諸侯國的國君不肯用他,周遊列國十幾年,最後放棄,回家去教學。孔子沒有做過大官,孔子並不富有,換句話說,富貴與他沒有分。但是春秋那個時代,我們講人類,真正一生過得幸福快樂美滿,沒有人能超過孔子。由此可知,幸福、喜樂與富貴沒關係。孔子快樂,而且把這個快樂的根源告訴我們,快樂從哪來的?《論語》頭一句話,學而時習,「學而時習之」,學、習,後面「不亦說乎」,非常快樂。學是什麼?教學,教也是學,學也是教,他一生幹教學去了。教別人,把別人教會了,讓別人從迷惑轉變成覺悟,快樂!把古聖先賢的東西自己繼承了,學習就是繼承,落實在自己生活、工作、待人接物,發揚光大,傳給後代千年萬世。諸位想想,天下事還有比這個更快樂的嗎?還有比這個更幸運的嗎?沒有了。孔子有個學生,顏回,夫子常常讚歎他。他在物質生活方面是最苦的一個人,吃飯連飯碗都沒有,用竹子編一個簍當作飯碗;喝水,茶杯沒有,葫蘆瓢是他的茶杯,貧窮到這個程度。可是夫子學生有三千人,三千人當中最快樂的是誰?是顏回。這就說明快樂、幸福,現在包括健康、長壽,與富貴都不相干,這個道理要懂。
文摘恭錄 — 二零一四淨土大經科註 (第三一三集) 2016/2/27